Minggu, 04 April 2010

Maraknya dekandensi/kemunduran kualitas sekolah, kenapa?

Sekolah merupakan institusi yang dianggap jantung pendidikan. Betapa tidak, segala bentuk aktivitas, kegiatan, perilaku dan sepak terjang manusia detentukan pula oleh tingkat pendidikannya. Seorang lulusan dari SD tentu berbeda dengan lulusan SMP, SMA atau PT. Sumbangan pendidikan bagi bangsapun tidak tanggung-tanggung yang berarti roda suatu negara dikendalikan dengan tingkat pengetahuan seseorang terhadap apa yang dikerjakannya. Contoh yang paling nyata adalah negara AS, yang tidak begitu kaya dengan sumber daya alamnya namun dari segi SDM begitu jauh melampaui negara-negara lainnya, china yang memiliki infra struktur canggih tidak terlepas dari peran sumber daya manusia yang memiliki kualifikasi bagus terhadap bidang-bidanya. Nah, lalu dengan argumen apa kita akan mengatakan bahwa pendidikan tidak merupakan komponen crusial???

Pendidikan yang 'baik' terutama di institusi pendidikan -seperti sekolah-, akan memiliki kualitas dan integritas apabila secara konseptual memiliki faktor pendukung 'oportunity' yang baik pula. Seperangkat sistem secara integral dan holistik saling berkesinambungan dan saling bekerjasama 'cooperation' guna mewujudkan cita-cita yang diharapkan. Rasanya tidak mungkin sekolah yang sudah memiliki konsep yang matang tidak mampu mencetak generasi masa depan yang mapan dan kuat terhadap arus globalisasi.

Pentingnya seperangkat konsep tersebut diindikasi dengan banyaknya sub-problem yang ada disekolah-sekolah yang tidak tertangani. Contohnya, walau pada bidang intelegensi anak, sekolah sudah memiliki target pencapaian dan ukuran serta strategi pencapaian sehingga melahirkan anak-anak yang 'pintar'. Namun, apa gunanya ketika kecerdasan tersebut justru akan berdampak buruk padanya. Sering kita jumpai, seorang anak yang cerdas namun etika terhadap guru serta orang tua yang begitu jauh, pandai namun justru berpotensi merugikan negara seperti korupsi, kolusi dan nepotisme. Untuk itu, diperlukan suatu penambahan seperangkat guna mengakomodasi dan mengorganisir diluar sektor intelegensi anak.

Auran tersebut adalah, seperangkat norma dan etika yang memang ditangani oleh orang yang berkompeten. Dihandle oleh orang yang memiliki pengalaman dan kemampuan dibidang tersebut. Dengan adanya peragkat ini, disamping sekolah dapat mewujudkan tingkat kecerdasan yang berimbang juga secara moralitas dapat menciptakan gereasi bangsa yang jujur, amanah, dan bertanggungjawab.

Dengan kata lain, sekolah-sekolah mestinya memiliki seperangkat konsep seperti konsep kesiswaa, kurikulum, sarpras, dan tidak kalah pentingnya dari ketiga komponen diatas adalah keagamaan. Karena dengan ini, etika, sopan santun dan moralitas dapat dikedalikan.

Disamping keempat komponen diatas, tidak akan lengkap jika dalam sekolah tidak memiliki Bagian Litbang dimana komponen ini mememiliki peran dalam menelaah, menidentifikasi, memproses, meng-output-kan dalam bentuk analisa tentang kondisi sekolah secara kemprehensif, terukur dan terarah untuk kemudian dicarikan alternatif pemecagan guna mengembangkan sekolah lebih maju. Tanpa hal ini, sekolah harus EKSTRA kerja keras guna mewujudkan mimpinya.

"barangkali diantara kita masih belum begitu mengilhami komponen pendidikan dijadikan indikasi terhadap keberhasilan, maka sudah barang tentu pendidikan hanya menghasilkan 'sewajarnya'"

0 komentar: