Jumat, 26 Maret 2010

Sekilas Inovasi Pendidikan

Ruang-ruang Inovasi Pendidikan di Indonesia.

Visi Pendidikan Nasional adalah : Terwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah. Sejalan dengan Visi itu, Depdiknas berhasrat untuk pada tahun 2025 menghasilkan: INSAN INDONESIA CERDAS DAN KOMPETITIF yaitu Insan Kamil/Insan Paripurna.

Untuk mewujudkan visi itu disusun rencana pembangunan pendidikan jangka panjang sebagai pedoman bagi penentuan penekanan pelaksanaan kebijakan pembangunan pendidikan nasional jangka menengah dalam memastikan tercapainya visi departemen dengan penurunan program kerja yang realistis, terintegrasi dan berkesinambungan. Dalam rencana pembangunan jangka panjang Departemen Pendidikan Nasional 2005 – 2025, digunakanlah empat tema strategis pembangunan pendidikan, yaitu (i) peningkatan kapasitas dan modernisasi, (ii) penguatan pelayanan, (iii) daya saing regional, dan (iv) daya saing internasional. Setiap tema strategis pembangunan pendidikan jangka panjang di atas akan diturunkan dalam program kerja departemen sesuai kebijakan pembangunan jangka menengah yang menekankan pada 3 tantangan utama yaitu (i) pemerataan dan perluasan akses, (ii) peningkatan mutu, relevansi dan daya saing, dan (iii) peningkatan tata kelola, akuntabilitas dan citra publik.

Lima tahun pertama dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) guna terciptanya insan Indonesia yang cerdas dan kompetitif dalam tatanan masyarakat lokal dan global difokuskan pada peningkatan daya tampung satuan pendidikan yang ada. Terlihat dalam analisa situasi pendidikan nasional sampai dengan saat ini bahwa kebutuhan/demand melebihi sediaan/supply sarana dan prasarana pendidikan. Terlebih jika diperbandingkan antara pola sebaran penduduk Indonesia dan keberadaan infrastruktur pendidikan yang masih menuntut perhatian lebih. Apabila telah terjadi keseimbangan yang efektif antara kuantitas manusia Indonesia dengan kapasitas pendidikan nasional maka poin utama dalam mencerdaskan kehidupan bangsa telah tercapai. Salah satu kendala dalam pemerataan pendidikan di Indonesia adalah cakupan geografisnya yang luas.

Hal ini memerlukan modernisasi pada sistem dan jaringan informasi menggunakan ICT yang memadai. Luasnya wilayah kedaulatan Republik Indonesia dan luasnya sebaran penduduknya dapat dipersatukan dengan jaring-jaring teknologi informasi.

Modernisasi dengan menggunakan ICT juga dapat meningkatkan sistem pengawasan pada implementasi program-program pendidikan. Dilengkapi dengan sistem informasi manajemen yang tangguh, tantangan untuk mewujudkan sistem tata kelola yang sehat, efisien, dan akuntabel akan lebih mudah tercapai.” Citra Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kota Bau-Bau sebagai salah satu institusi pemerintah pun dapat terangkat. Tema pokok pembangunan pendidikan nasional periode tahun 2005-2010 ini yang berkonsentrasi pada kapasitas dan modernisasi sangat mendukung program pemerintah, yaitu ‘Pendidikan untuk Semua’. Pemerataan akses pendidikan ke seluruh lapisan masyarakat dan ke seluruh pelosok negeri akan mempertinggi APS dan mengurangi angka buta aksara sehingga IPM Indonesia akan semakin baik. Perencanaan, proses, dan evaluasi kerja yang sesuai dan berkesinambungan akan mewujudkan transformasi rakyat Indonesia menuju masyarakat yang berbasis pengetahuan. Kesepakatan dan komitmen terhadap tata nilai, terbentuknya sistem dan prosedur kerja, tersusun dan tertatanya produk hukum dan struktur organisasi, meningkatnya akuntabilitas publik, dan sasaran-sasaran lainnya yang relevan akan sangat diperlukan guna mendukung tema strategis pada periode ini.

Demikian tema Pembangunan Pendidikan Jangka Menengah Pertama yang telah kita jalani selama 4 tahun terakhir, kini kita memasuki tahun kelima (2009) dalam rangka persiapan memasuki Rencana Pembangunan Pendidikan Jangka Menengah Kedua. Sebelum melangka kita lihat dulu keberhasilan yang dicapai untuk bahan pelaksanaan tahap kedua. Disini terbentang luas ruang-ruang inovasi yang dapat dilakukan mulai dari tingkat atas (Pemerintah dan Pemerintah Daerah) sampai tingkat paling bawah (Guru, murid bahkan masyarakat) dalam rangka melakukan koreksi tehadap pelaksanaan pembangunan Pendidikan Jnagka Panjang Tahap Pertama dan pengharapan untuk memasuki Pembangunan Pendidikan Jangka Panjang Tahap Kedua.

0 komentar: